TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi
(MK) Jimly Asshiddiqie melihat Anwar Ibrahim selalu menggunakan hati nurani saat
berorasi di hadapan publik. Menurut Jimly, Anwar dapat menjadi contoh yang baik
bagi tokoh-tokoh Indonesia saat menyampaikan gagasannya di muka umum.
"Ini contoh baik, banyak tokoh kita bicara menggunakan pengetahuan tetapi
tidak dengan kepribadian. Dia bicara lengkap pengetahuan, pengalamanan dan
keyakinan, dia bicara dengan dirinya," ujar Jimly di acara Pidato Kebudayaan
Anwar Ibrahim di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (30/1/2012).
"Indonesia juga dapat dijadikan contoh perkembangan Arab spring bagi dunia
dalam tranformasi politik dalam awal abad ini," tukasnya.
Sebelumnya, Anwar Ibrahim sempat membicarakan persoalan korupsi dalam
pidatonya. Menurut mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, juga
menjadi persoalan utama di negaranya.
Namun perbedaan mendasar antar dua negara serumpun itu, menurutnya adalah,
korupsi di Indonesia, berlangsung secara terang-terangan di atas maupun di bawah
meja, sementara di Malaysia, korupsi berlangsung secara diam-diam.
"Indonesia di atas meja dan di bawah meja jalan. Korupsi juga tinggi (di
Malaysia), tapi tak kelihatan itu hebatnya kami," selorohnya saat memberikan
pidato kebudayaanya di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin
(30/1/2012).
Ia pun tak segan-segan membeberkan jumlah 'uang rakyat' yang raib, dibawa
lari oleh para koruptor Malaysia. Menurutnya dalam setahun, jumlah uang negara
yang hilang mencapai 21 juta Ringgit pertahun, atau setara dengan 8 miliar
Dollar Amerika Serikat (AS).
"Ini uang siapa, uang rakyat, masyarakat miskin masuk universititas pinjam
uang dan wajib bayar, itu tanggung jawab Pemerintah," katanya
Anwar
Ibrahim: Saya Ditelanjangi Bulat
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA-Mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim menceritakan, saat
ia berada di puncak kekuasaan lalu terjun bebas saat ditahan kepolian Malaysia.
Anwar
merasakan dinginnya lantai penjara karena tuduhan sodomi terhadap mantan
pembantunya, Saiful Bukhari Azlan, di tahun 2008.
Padahal,
sebagai pemangku perdana menteri, ia sempat mendapatkan segala penghargaan
serta menikmati kemewahan.
"Saya
sempat merasakan santapan lezat dan enak seperti di istana-istana. Lalu saya di
penjara dan bintang gemerlapan itu berubah, saya 'ditelanjangi bulat',"
kata Anwar dalam pidato kebudayaan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki,
Jakarta, Senin (30/1/2012).
Anwar
mengatakan, setelah mendapatkan makanan lezat, ia langsung menerima makanan
yang terbungkus dengan plastik layaknya seekor anjing.
Namun,
hal itu tidak dianggapnya sebagai bencana karena ia merasa terdapat hikmah
dibalik kejadian tersebut. "Kita bicara soal derita, soal kemiskinan,
bukan soal kebebasan dan keadilan, kita merasakan sendiri dan ini mengajarkan
kalau rakyat yang paling miskin tidak boleh merasakan seperti yang kita
rasakan,".